teori fermat
PEMBAHASAN
A.
Teorema Fermat
Menguji keprimaan suatu bilangan bulat n dengan cara
membaginya dengan sejumlah bilangan prima yang
tentu kurang efektif untuk n yang besar,
karena kita harus menentukan terlebih dahulu semua bilangan prima yang lebih kecil dari . Terdapat metode
lain yang dapat digunakan untuk menguji keprimaan suatu bilangan bulat yang
dikenal dengan nama teorema Fermat (biasanya disebut dengan Fermat’s little theorem).
Sebelum teorema Fermat dijelaskan,
teorema berikut perlu diperhatikan.
Teorema 1
Jika
(a,m)=1 maka sisaan terkecil suatu mod m barisan:
a, 2a,
3a,..., (m-1)a adalah suatu permutasi dari 1,2,3,...,(m-1)
|
Dengan
perkataan lain, berdasarkan teorema 1 dapat dikatakan bahwa jika (a,m)=1
maka tiap bilangan bulat kongruen
modulo m dengan tepat satu dari 0, a, 2a,..., (m-1)a.
Perlu
diingat bahwa himpunan tiap bilangan bulat akan kongruen modulo m dengan tepat
satu dari 0,1,2,3,..., (m-1).
Bukti:
·
Perhatikan barisan bilangan: a, 2a, 3a, ..., (m-1)a....- (1)
·
Bilangan pada barisan (1) tidak ada
satu pun yang kongruen modulo m dengan 0 (nol).
·
Selanjutnya, kita harus membuktikan bahwa bilangan dalam
barisan (1)
masing-masing kongruen modulo m dengan tepat satu dari 1,2,3,..., (m-1).
·
Andaikan ada dua suku dari barisan (1) yang
kongruen modulo m, misalnya :
ra sa(mod m)
dengan .
·
Karena (a,m) 1, maka kita dapat menggunakan sifat
penghapusan a dari kekongruenan itu, sehingga diperoleh r s(mod m).
·
Tetapi, karena ra dan sa adalah suku-suku dari barisan
(1), maka r dan s adalah sisaan
terkecil modulo m, sehingga r s.
·
Hal ini kontradiksi dengan pengandaian bahwa , sehingga
pengandaian tersebut tidak benar.
·
Jadi, tidak ada dua bilangan dari barisan (1) yang
kongruen modulo m. Ini berarti bahwa bilangan dalam barisan (1)
masing-masing kongruen modulo m dengan tepat satu dari 1, 2, 3,.., (m-1). Terbukti.
Teorema 2 (Teorema kecil Fermat)
Jika p
suatu bilangan prima dan (a,p) =1 untuk suatu bilangan bulat a, maka ap-1
1(mod p).
|
Teorema ini
dapat dinyatakan dengan cara lain, “jika p adalah bilangan prima dan a prima
relatif dengan p maka ap-1 – 1 dapat dibagi
oleh p”.
Bukti:
·
Ambil sembarang bilangan prima p dan bilangan bulat a
sedemikian (a,p) =1.
·
Menurut teorema 1, residu (sisa) terkecil mod p dari a, 2a, 3a, ..., (p-1), a adalah
suatu permutasi dari 1, 2, 3, ...,(p-1) , sehingga
hasilkalinya akan kongruen mod p juga, yaitu:
a.2a.3a....(p-1)a (mod p).
Dengan demikian,
ap-1 (1.2.3. …(p-1) (p-1)! (mod p)
ap-1(p-1)! (p-1)! (mod p).
·
Karena p dan (p-1) saling prima, maka kita dapat
menggunkan sifat penghapusan (p-1) dari kekongruenan terakhir ini, sehingga
diperoleh
ap-1 1 (mod p),
dimana ap-1 1 (mod p)
bermakna sama (ap-1 - 1).
Terbukti
Contoh 2.1:
Jika p=5 dan
a=2 berarti (2,5)=1
maka ap-1
– 1 = 25-1 – 1= 24 – 1 = 16 – 1 = 15
15 dapat dibagi
oleh p=5 atau dapat ditulis 16 1 (mod 5).
Teorema
Fermat tersebut diatas dapat dinyatakan secara lebih umum dengan menghilangkan
syarat (a,p)=1 sebagai berikut.
Teorema 3
Jika p
suatu bilangan prima, maka ap a(mod p) untuk
himpunaniap bilangan bulat a.
|
Bukti:
·
Ambil sembarang bilangan prima p dan sembarang
bilangan bulat a,
maka (a,p)=1 atau (a,p)=p. Jika
(a,p)=1, menurut teorema 2 diperoleh bahwa:
ap-1 1(mod p).
·
Selanjutnya, jika kedua ruas dikalikan a, maka
diperoleh
ap a(mod p). Jika
(a,p)=p maka p|a, sehingga a0(mod p) dan ap0(mod p) pula. Jadi, ap a(mod p). Terbukti.
Bukti alternatif:
Teorema 3 dapat
digunakan dengan menggunakan induksi
matematika pada a sebagai berikut:
·
Jika a = 1, maka pernyataan 1p 1(mod p)
jelas benar.
·
Demikian pula jika diambil a=0, pernyataan pun benar.
·
Selanjutnya, diasumsikan ap a(mod p)
benar untuk suatu bilangan bulat positif a.
·
Kemudian, harus ditunjukkan bahwa untuk a+1, yaitu (a+1)p a+1 (mod p) juga
benar. Hal ini ditunjukkan sebagai berikut. Menurut teorema binomial, maka:
(a+1)p =
ap + ap-1 + ap-2 + ... + ap-k + ...
+ a+1
·
Karena p
suatu bilangan prima, maka p | berarti,
= 0 (mod p) untuk 1 k p-1
- Jadi, kita memperoleh bahwa:
(a+1)p
= ap + 0 + 0 + … + 0 +1 (mod p)
(a+1)p = ap + 1 (mod p),
karena ap a (mod p) maka (a+1)p a + 1 (mod p)
- Dengan
demikian induksi matematika pada
a, dapat
disimpulkan bahwa, jika p suatu bilangan prima, maka :
ap a(mod p) untuk setiap bilangan
bulat a.
·
Selanjutnya, jika a suatu bilangan bulat negatif,
bukan lagi menjadi persoalan, sebab untuk setiap bilangan bulat negatif a berlaku bahwa a r(mod p) dengan
0rp-1. Jadi, ap rp r a(mod p) . Terbukti.
Contoh 3.1:
Ambil a=8
dan p=3, (a,p)=1 atau p – a. Dengan demikian, diperoleh
ap-1
= 83-1 = 82 = 64. Tetapi, 64 1(mod 3)
(sesuai dengan teorema 2). Menurut teorema 3,
83
= 512 dan 512 8(mod 3).
Teorema
Fermat mempunyai banyak kegunaan khususnya dalam mengembangkan teori bilangan.
Salah satu kegunaan teori Fermat dijelaskan dalam contoh berikut.
Contoh 3.2:
Berapakah sisa pembagian 538 oleh 11 ?
Penyelesaian:
Menurut
teori Fermat, 510 1(mod 11),
yaitu dari hasil ap-1 1(mod p).
Untuk a=5
dan p=1, (a,p) = 1.
Maka, 538
= 5(10)(3)+8 = (510)3(52)4,
sehingga
538
(1)3(3)4(mod
11)
81(mod 11)
4(mod 11)
Jadi, 538
dibagi 11 bersisa 4.
Kontraposisi
dari teorema 3 juga benar, yaitu jika untuk suatu bilangan bulat a, dengan apa(mod p) maka p bukan bilangan prima.
Jadi, teori
Fermat dapat pula digunakan untuk menguji apakah suatu bilangan bulat merupakan
bilangan komposit atau bilangan prima.
Contoh 3.4:
Apakah 117
suatu bilangan prima atau komposit?
Penyelesaian:
Misalkan
kita mengambil bilangan bulat a=2 (boleh a bilangan lain). Kita akan memeriksa
kebenaran 2117 = 27(16)+5 . 25,
dan 27 = 12811(mod 117), sehingga
2117 (116 . 25)(mod
117)
1218 . 25(mod
117)
48 . 25(mod
117)
221(mod
117)
(27)3(mod 117)
113(mod 117)
121 . 11(mod 117)
4 . 11(mod 117)
44 (mod 117)
Jadi,
diperoleh 2117 44(mod 117),
dan ini berarti 2117 2(mod 117).
Dengan demikian, 117 bukan bilangan prima tetapi bilangan komposit. Kenyataan
memang 117 = 13 . 9.
Teorema 4
Misalkan p
dan q adalah dua bilangan prima yang tidak sama. Jika
ap a(mod q) dan aq a(mod p),
maka apq a(mod pq).
|
Bukti:
- Menurut
teorema 3, (ap)q aq(mod p) sebab p
suatu bilangan prima.
- Selanjutnya,
karena diketahui aq a(mod p) maka kekongruenan
tersebut menjadi (aq)p a (mod p), ini berarti bahwa p (apq -
a) …. (1)
- Menurut
teorema 3 lagi, (ap)q aq(mod q) sebab q
suatu bilangan prima.
- Selanjutnya
karena diketahui bahwa ap a(mod q) maka kekongruenan
tersebut menjadi apq
a(mod q).
- Ini
berarti q | (apq
- a) …. (2)
- Dari (1) dan (2) dapat disimpulkan bahwa pq | (apq - a), akibatnya apq a(mod pq).
Teorema 4
menunjukkan bahwa kebalikan pernyataan teori Fermat (teori 2) tidak benar
yakni, jika hubungan an-1 1(mod n) untuk
suatu bilangan bulat a, maka n tidak perlu suatu bilangan prima.
Contoh 4.1:
Tunjukkanlah
bahwa 2340 1(mod 341).
Penyelesaian:
Perhatikan
bahwa 341 = 31 . 11 dan 210
= 1024 = 31 . 33 + 1.
Dengan
demikian, 210 1(mod 31).
Selanjutnya,
211 = 2 x 210 2(mod 31)
dan 210 = 1024 = 31 x 3 x 11 + 1,
sehingga 210
1(mod 11).
Jika kedua
ruas dipangkatkan dengan 3 maka,
230 1(mod 11)
231 2(mod 11).
Menurut
teorema 4, 211 2(mod 31)
dan 231 2(mod 11).
Karena 11
dan 31 bilangan prima, maka:
(211)31
2(mod 11 . 31),
sehingga
2341 2(mod 341).
Jika kedua
ruas dibagi 2, diperoleh 2340 1(mod 341). Tidak dapat disimpulkan bahwa 341 suatu bilangan prima.
Contoh 4.2:
Berapa sisa
jika 2050 dibagi 7?
Penyelesaian:
Diketahui 20
-1(mod 7),
sehingga 2050 (-1) 50(mod
7) atau 2050 1(mod 7).
Jadi, 2050
dibagi 7 bersisa 1.
Contoh 4.3:
Berapa sisa
jika 319 dibagi 14?
Penyelesaian:
319 (mod 14)
33 x 6 + 1 (mod 14)
(33) 6.31 (mod 14)
( (27) 6
x 3) (mod 14)
(2 x 14 - 1) 6 x 31
(mod 14)
(-1) 6 x 31 (mod 14)
3(mod 14)
Jadi, 319
3 (mod
14), sehingga sisa pembagian 319 oleh14 adalah 3.
Contoh 4.4:
Berapa sisa
jika 31990 dibagi 41?
Penyelesaian:
31990 (mod 41)
34 x 497 + 2 (mod 41)
((34) 497 x 32) (mod 41)
((81)
497 x 32 ) (mod 41)
((2 x 41 -
1) 497 x 32) (mod 41)
((-1) 497 x 9) (mod 41)
(-9) (mod 41)
(41-9) (mod 41)
32(mod 41)
Jadi, sisa
pembagian 31990 jika dibagi 41 adalah 32.
Dalam
sejarah matematika, minat terhadap bilangan berbentuk 2n – 2 sudah
lama ada. Bilangan berbentuk 2n – 2 ditemukan oleh matematikawan
Cina dan menyatakan bahwa n suatu bilangan prima jika n | (2n –
2), dan kenyataannya kriteria ini benar untuk semua bilangan prima n<340.
Contoh 4.1 meruntuhkan pernyataan ini. Kita memperoleh fakta bahwa 341 | (2341 –
2), walaupun 341
bukan bilangan prima. Suatu bilangan komposit m yang memenuhi m | (2m –
2) dinamakan bilangan prima semu
(pseudoprima). Beberapa diantara bilangan prima semu adalah 341, 561, 645 dan 1105.
B. Teorema
Wilson
Teorema 5
Jika p suatu
bilanagan prima, maka pengkongruenan x2 1 (mod p)
Mempunyai tepat dua solusi,
yaitu 1 dan p-1
Bukti:
- Misalkan r adalah suatu solusi dari pengkongruenan
x2 1 (mod p), maka:
r2 – 1 1 (mod p)
(r + 1)(r – 1) 1 (mod p)
- Pengkongruenan terakhir ini berati p | (r + 1)(r
– 1), karena p suatu bilangan prima, maka:
p | (r + 1) (r - 1) atau p | (r – 1) yaitu r +1 0 (mod p) atau r -1 0 (mod p)
r -1 (mod p) atau r 1 (mod p)
r (p – 1)(mod p) atau r 1 (mod p)
- Karena r suatu solusi dari pengkongruenan x2
1 (mod p), maka r adalah residu terkecil
mod p. Jadi, 1 dan p – 1 adalah solusi dari x2 1 (mod p).
- Bukti lain yang lebih mudah, apabila (p – 1) dan
1, masing-masing disubstitusikan pada x dalam pengkongruenan x2
1 (mod p).
Contoh 5.1:
Selesaikan pengkongruenan x2 1 (mod 7)
Penyelesaian:
Himpunan residu terkecil (mod 7) selain 0 yaitu T = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }.
Mudah diperoleh solusi berikut ini:
Solusi dari x 1 (mod 7) adalah 1
Solusi dari 2x 1 (mod 7) adalah 4
Solusi dari 3x 1 (mod 7) adalah 5
Solusi dari 4x 1 (mod 7) adalah 2
Solusi dari 5x 1 (mod 7) adalah 3
Solusi dari 6x 1 (mod 7) adalah 6
Teorema 6
Misalkan p suatu bilangan prima selain 2 dan a’ adalah solusi dari ax 1(mod p)
dengan a = 1,2,3, …., p – 1 (yaitu aa’ 1 (mod p), dengan 0 < a’ < p ), maka:
(i) jika a b (mod p) maka a’ b’ (mod p)
(ii) jika a =1 atau a = p – 1 maka a’ a (mod p)
|
Bukti:
- a = 1,2,3, … , p – 1, maka (a, p) = 1, sehingga
ax 1 (mod p) mempunyai tepat 1 solusi. Ini berati a’ ada, sedemekian
sehingga a a’ 1 (mod p)
- Bagian (i) dibuktikan kontraposisinya, yaitu jika
a’ b’ (mod p), maka a b (mod p)
Misal: a’ b’ (mod p ), maka:
aa’ ab’ 1(mod p). Ingat bahwa a’ dan b’ adalah solusi.
aa’b ab’b b (mod p) dengan b = 1,2,3, …, (p – 1)
a b (mod p) sebab bb’ 1(mod p)
Jadi, (i) telah terbukti.
- Bagian (ii) dibulatkan sebagai berikut:
Jika a = 1, yaitu x 1 (mod p), maka solusinya a’ = 1, sehingga a’ a (mod p)
Jadi, a = p – 1, yaitu (p – 1)x 1 (mod p)
-x 1 (mod p)
x -1 (mod p)
x p – 1 (mod p)
Jadi, a’ = p – 1, sehingga a’ a (mod p)
(ii) telah terbukti.
Contoh 6.1:
Pandang pengkongruenan ax 1 (mod 11) dan a’ adalah solusinya, sehingga
aa’ 1(mod11)
Penyelesaian:
Maka dari itu, hubungan a, a’, dan aa’ nampak dari tabel berikut ini.
a
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
a’
|
1
|
6
|
4
|
3
|
9
|
2
|
8
|
7
|
5
|
10
|
aa’
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Hasil kali pasangan yang kongruen modulo 11 dapat dituliskan sebagai
berikut:
2.6 1 (mod 11)
3.4 1 (mod 11)
5.9 1 (mod 11)
7.8 1 (mod 11)
Teorema 7
Jika p suatu bilangan prima, maka (p – 1)! -1 (mod p)
|
Bukti:
- Menurut teorema 6, kita dapat memasangkan a dan
a’ dari 2,3,4, …. (p - 2) sedemikian sehingga a.a’ 1(mod p). Dan terdapat ½ (p – 3) pasangan
bilangan tersebut yang kongruen mod p dengan 1.
- Jika ruas kiri dari ½ (p – 3) kekongruenan mod p
tersebut dikalikan, maka hasil kalinya akan kongruen mod p dengan 1 pula,
yaitu:
2.3.4.5 … (p – 2) 1 (mod p)
1.2.3.4 … (p – 2)(p – 1) (p – 1)(mod p)
(p – 1)! -1 (mod p). Terbukti.
Contoh 7.1:
Diambil p = 13, maka kita dapat memasangkan a dan a’ dari 2.3.4, …, 11,
sehingga terdapat 5 pasang yang hasilkalinya kongruen mod 13 dengan 1, yaitu:
2.7 1 (mod 13)
3.9 1 (mod 13)
4.10 1 (mod 13)
5.8 1 (mod 13)
6.11 1 (mod 13)
Hasil kali ruas dari 5 kekongruenan ini adalah (2.7) (3.9) (4.10) (5.8)
(6.11) 1 (mod 13)
1.2.3.4.5. … 11.12 12 (mod 13)
12! -1 (mod 13)
Teorema 8
Jika p suatu bilanagn prima ganjil, maka pengkongruenan x2 + 1
0 (mod p)
Mempunyai solusi jika dan hanya jika p 1 (mod 4)
|
Bukti :
- Misalkan a adalah suatu solusi dari x2
+ p 0 (mod p) maka a2 -1 (mod p) dan (a,p) = 1. Karena (a,p)
=1, menurut Teorema Fermat, maka:
ap-1 1 (mod p)
(a2) ½ (p-1) 1 (mod p)
(-1) ½ (p-1) (mod p)
- Bilangan prima berbentuk 4k + 3 nampak tidak
memenuhi, sebab akan di dapat
(-1) 2k + 1 1 (mod p) atau -1 1 (mod p), yaitu p|2 yang jelas SALAH. Jadi, bilangan prima p berbentuk
4k + 1. Untuk sebaliknya dibuktikan sebagai berikut:
Perhatikan bahwa:
p – 1 -1 (mod p)
p – 2 -2 (mod p)
Hal ini berartimemenuhi pengkongruenan x2 + 1 0 (mod p).
Jadi, pengkongruenan itu mempunyai solusi.
Contoh 8.1:
Selesaikanlah pengkongruenan x2 + 1 0 (mod 13).
Penyelesaian:
Karena 13 adalah bilanagan prima berbentuk 4k + 1, maka pengkongruenan
tersebut mempunyai solusi:
Dapat diperiksa kebenarannya
dengan substitusi 5 pada x dari
pengkongruenan, yaitu:
52 + 1 = 26 5 (mod 13)
DAFTAR PUSTAKA
Diktat teori bilangan Universitas Terbuka
Arifin ummathematic.blogspot.com
Lutfi-nurul-auliablogspot.com
Dodyliza.blogspot.com
Sahatfp.blogspot.com
Is the casino legal in NV? - Dr.MCD
BalasHapusThe Nevada Gaming Control Board granted a 강릉 출장마사지 temporary halt to Nevada's online gambling, claiming its position on Nevada's 포천 출장마사지 casinos 강원도 출장안마 is 강원도 출장마사지 a "backdoor 통영 출장안마